Kamis, 26 April 2012

Masakan Indonesia




Aceh

* Gulee Itik
* Timpan
* Gulee Kepala Ikan Rambeu
* Kanji Rumbi
* Gulee Sirip Hiu
* Mi Aceh
*

Daftar Julukan Kota Di Indonesia


SUMATRA
JAWA BARAT

Cara Memberikan Nomor Halaman Di Ms.Excel


Penomoran di Microsoft Excel relatif lebih rumit bila dibandingkan pemberian nomor di Microsoft Word tetapi bukan berarti di Microsoft Excel penomoran tidak bisa dilakukan. Untuk membuat nomor halaman di Microsoft Excel anda dapat menggunakan cara berikut.

1. Klik menu ribbon Page Layout, Lalu klik tombol page setup, atau
2. Tekan tombol keyboard ALT+P,S,P

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUOqhnqvwnyao4dMK9QMcIp7F8eSqfMMry_gZHol5XgMwELNhVvW2ge-Zc3bL8NYvo0396jQZngsroqc6Hwf5N6bNixfqqcNTgG0jFj1zuSx3VxAuUJ0MdJoTV04L6uCUTyGKw8IcK9g/s400/1.jpg
 


3. Kemudian pada dialog Page Setup pilih tab Header / Footer
4. Tentukan hendak diletakkan dimana page number tersebut apakah di header (bagian atas dokumen),   atau   di Footer (bagian bawah dokumen). Misalkan pilih dan klik di footer maka klik tombol Custom Footer.
5. Selanjutnya pada dialog Footer, pilih nomor halaman akan diletakkan dimana, apakah di bagian kiri (left section), di bagian tengah (Center Section), atau di bagian kanan (Right Section). Misalkan kita ingin menaruhnya ditengah-tengah halaman, maka klik area kosong di Center Section.
6. Kemudian klik tombol Insert Page Number.
7. Pada area center section akan ada tulisan & [Page]. (anda juga bisa mengetiknya langsung)
8. Klik tombol OK untuk menutup dialog Footer
9. Klik tombol OK sekali lagi untuk menutup dialog page setup.
10. Nomor halaman (Page number) kini akan digunakan saat pencetakan dokumen.






https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhykzkftHyTm-tyMjrULHjY1C82n5bdj20fCxs4AQhHQUymXKUDnQo-7aPXw2uQizo0MlHQe3njB0AD0akvTHgbogWq_3axIgXno06Wwiix0rtrB-1wtrhKHFeqEZ-CwSmde2vYM-KuDg/s400/2.jpg





Setelah memberikan nomor halaman, jangan lupa mengatur margin kertas dokumen agar nomor halaman tidak tumpang tindih dengan data yang akan ditampilkan. 
Selain nomor halaman anda juga bisa memasukkan tanggal, nama file, nama sheet dan lain sebagainya.

Senin, 23 April 2012

Segitiga Kongruen


 Segitiga-segitiga Kongruen


1. Syarat Dua Segitiga yang Kongruen

Tentunya kalian masih ingat tentang syarat dua bangun datar yang kongruen. Coba sebutkan. Lebih lanjut, kita akan mengaplikasikannya pada salah satu bangun datar yaitu segitiga. Sekarang coba katakan, apa yang disebut dengan segitiga itu? Bisakah kalian sebutkan benda-benda di sekitar kita yang berbentuk segitiga? Segitiga terangkai dari enam unsur yang terdiri dari tiga sisi dan tiga sudut.

Dari kegiatan yang kalian lakukan sebelumnya, apakah kedua segitiga tersebut kongruen? Mengapa demikian? Selanjutnya, dapat kita simpulkan bahwa dua segitiga, dikatakan kongruen jika dan hanya jika keduanya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Jika demikian, unsur-unsur yang seletak saling menutup dengan sempurna. Jadi syarat dua segitiga yang kongruen adalah:

2. Sifat Dua Segitiga yang Kongruen

Dua segitiga kongruen dapat ditentukan dari ketiga sisi dan sudutnya.
a. Tiga Sisi (S - S - S)
Jika dua buah segitiga adalah kongruen maka ketiga sisi segitiga pertama sama panjang dengan ketiga sisi segitiga kedua (sisi-sisi seletak).

b. Dua Sisi dan Satu Sudut Apit (S - Sd - S)
Dua segitiga yang kongruen maka dua sisi segitiga pertama sama dengan dua sisi segitiga kedua, dan sudut yang diapitnya sama besar.
c. Dua Sudut dan Satu Sisi (Sd - S - Sd)
Dua segitiga yang kongruen maka dua buah sudut dari segitiga pertama sama dengan dua sudut pada segitiga kedua, dan sisi di antara kedua sudut tersebut sama panjang.

3. Perbandingan Sisi-sisi Dua Segitiga Kongruen

Jika dua buah segitiga kongruen, maka sisi-sisi yang berada di depan sudut yang sama besar mempunyai panjang sama. Perbandingan sisi-sisi segitiga pertama sama dengan perbandingan sisi-sisi segitiga yang kedua.
Misalkan
Diberikan: Δ KLM = Δ PQR dengan sifat (s-sd-s)
Diketahui: KM = PR, K = P, KL = PQ
Akibatnya LM = QR
               ∠ L = ∠ Q
              ∠ M = ∠ R

1. Syarat Dua Segitiga yang Sebangun
Perhatikan gambar berikut ini.
Δ ABC ~ Δ PQR sehingga berlaku pula syarat kesebangunan, yaitu:

2. Sifat Dua Segitiga yang Sebangun

a. Sisi-sisi yang Bersesuaian Sebanding
Untuk lebih memahami sifat-sifat dua segitiga yang sebangun, mari kita lakukan kegiatan berikut ini.

Dari kegiatan tersebut, ternyata pada dua buah segitiga yang sebangun memiliki tiga pasang sisi-sisi yang seletak dengan perbandingan yang sama atau faktor skala k.
Kesimpulan:

b. Sudut-sudut yang Seletak Sama Besar (Sd-Sd-Sd) Masih ingatkah kalian cara menggambar sudut-sudut istimewa? Sekarang, gambarlah Δ ABC dengan besar ∠ A = 60odan ∠ C = 45o. Perhatikan gambar berikut.

Ternyata dari kegiatan tersebut kita dapat mengetahui bahwa sudut-sudut yang bersesuaian memiliki besar yang sama dan ketiga sisi yang bersesuaian sebanding. Artinya kedua segitiga itu sebangun. Jadi,

c. Satu Sudut Sama Besar dan Kedua Sisi yang Mengapitnya Sebanding (S-Sd-S)
Selain dua sifat segitiga di atas, kita dapat menentukan sifat ketiga yaitu jika salah satu sudutnya sama besar dan kedua sisi yang mengapitnya sebanding, maka kedua segitiga itu sebangun. Untuk memahaminya lakukanlah kegiatan berikut.

3. Perbandingan Sisi-sisi Dua Segitiga Sebangun

Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua segitiga yang sebangun adalah sebanding. Oleh karena itu jika diketahui faktor skala perbandingannya maka kita dapat mencari panjang sisi-sisi segitiga yang belum diketahui.

Perhatikan gambar berikut.
Δ ABC ~ Δ CDE
Dari gambar tersebut kita ketahui bahwa:
∠ DCE = ∠ ACB (berimpitan)
∠ CDE = ∠ CAB (sehadap)
∠ CED = ∠ CBA (sehadap)
Jadi ketiga sudut yang bersesuaian sama besar. Perhatikan perbandingan sisi-sisi yang seletak. Kita peroleh AC = AD + DC dan BC = BE + EC. Dengan sifat kesebangunan, maka sisi-sisi yang seletak sebanding.

D. Penerapan Konsep Kesebangunan dalam Pemecahan Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali pemanfaatan konsep kesebangunan. Pembuatan miniatur suatu bangunan, penggambaran peta suatu daerah semuanya menggunakan konsep kesebangunan. Lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Contoh 1.10
Sebuah model/rancangan suatu pesawat terbang berskala 1 : 300. Jika panjang pesawat tersebut sesungguhnya adalah 60 meter dan jarak antara kedua ujung sayapnya 18 meter, tentukan ukuran-ukuran tersebut pada model/rancangannya.
Penyelesaian:
Misal panjang pesawat pada rancangan = x
Jarak kedua ujung sayap = y
Jadi, panjang pesawat pada rancangan adalah 20 cm dan jarak kedua ujung sayap 6 cm.

Jenis-Jenis Bilangan


JENIS-JENIS BILANGAN
  1.  Bilangan Asli  : Bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari satu dan bertambah satu. yaitu 1, 2, 3, 4,. ...
  2.  Bilangan Cacah : Bilangan Cacah adalah bilangan yang dimulai dari 0 dan bertambah satu-satu. Ada pula yang mengatakan bahwa bilangan cacah adalah gabungan dari bilangan asli dan nol, yaitu 0, 1, 2, 3, 4. ...
  3. Bilangan Bulat :Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan positif  dan bilangan negatif atau bilangan cacah ditambah lawan bilangan asli, yaitu. -2, -1, 0, 1, 2. ...
  4. Bilangan Rasional :Bilangan rasional adalah bilangan yang ditulis dalam bentuk a per b, dengan a dan b adalah bilangan bulat serta b tidak sama dengan 0. Dengan kata lain,bilangan rasional merupakan  gabungan antara bilangan bulat dan bilangan pecahan, tetapi dibatasi pada pecahan desimal terbatas dan pecahan desimal terbatas berulang.
  5. Bilangan Irasional : Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat di tulis dalam bentuk a/b, akar2, akar,3
  6. Bilangan Imajiner : Bilangan imajiner adalah bilangan yang dinyatakan dengan "i"  dan di defenisikan sebagai i = -1 atau i = akar -1 . akar -2 merupakan bilangan irasional, tetapi akan-2 merupakan bilangan imajiner karena tidak ada bilangan riil jika di kuadratkan menghasilkan -2
  7. Bilangan Kompleks : Bilangan Kompleks adalah bilangan yang ditulis dalam bentuk a + bi. Bilangan komplek biasanya digunakan untuk menylesaikan soal-soal yang berhubungan dengan penarikan akar dari bilangan-bilangan negative.
  8. Bilangan Riil : Bilangan Riil adalah gabungan antara bilangan Rasional dan bilangan Irasional. Bilangan Riil dilambangkan dengan huruf R
  9. Bilangan Positif : Bilangan Positif adalah bilangan yang berada pada deret ukur garis bilangan yang dimulai dari Nol ke arah kanan tanpa batas {0,1,2,3,...} juga meliputi angka dibelakang koma {(0,1), (0,2), (0,3), ...} dan seterusnya.
  10. Bilangan Negatif : Bilangan Negatif adalah negasi atau kebalikan dari bilangan positif, yaitu bilangan yang berada pada deret ukur garis bilangan yang dimulai dari -1 ke arah kiri tanpa batas {-1, -2, -3, -4, ...} juga meliputi angka di belakang koma {(-1,0), (-1,1), (-1,2), (-1,3), ...} dan seterusnya.